Do'a itu menguatkan, sekaligus merawat harapan
Tidak ada terik matahari siang ini, tapi suhu kota mencapai 32°C. Beberapa orang berlalu lalang datang dan pergi, punya tujuan masing-masing. Ada yang sengaja beli tiket akhir demi bisa komunikasi dengan diri sendiri. Ditakdirkan untuk duduk dibangku ini? Sendiri, berbicara dengan diri sendiri. Menyaksikan tangis karena harus berpisah, bahkan ada yang pura-pura terlihat ceria demi yang pergi tidak begitu khawatir. Menyaksikan ketulusan bertemu kembali dengan seseorang yang begitu disayangnya. Mendengar klakson kereta berbunyi berkali-kali. Di tempat ini ada sebuah ketulusan yang baru saja disadari, yaitu do'a. Sesekali menyaksikan orang yang mengantar kepergian pasti akan mendoakan. Hati-hati dijalan, semoga sampai tujuan dengan selamat, dan doa yang lebih banyak lagi, bahkan doa secara sembunyi-sembunyi. Orang yang ditinggalkan pergi terlihat seperti menyedihkan, tapi sebenarnya dialah yang sedang menghidupkan harapan.