Kereta melaju dengan cepat


Duduk di dekat jendela demi melihat senja, booking dua kursi agar menikmati perjalanan seorang diri, tapi tidak jadi. Ku biarkan kursinya kosong, dipesan oleh orang lain. 

Sebentar lagi matahari akan turun dan menunjukkan sisi paling indahnya, aku menoleh kursi kereta disebelahku masih kosong, bersyukur. Aku bisa menikmati senja sendiri tanpa merasa tidak enak hati. 

"Cekrekkk!" Suara memotret

"Senjanya bagus ya" seorang pemuda tiba-tiba duduk disebelahku dan memotret arah jendela. Kapan dia datang? Ah tidak penting. Ternyata aku harus diganggu untuk menikmati senja. 

"Kamu tau nggak? Kenapa senja itu indah?" 

Aku menggeleng, malas dengan orang sksd. 

"Karena perjumpaannya hanya sebentar, senja ada hanya sore menjelang magrib saja. Kamu nggak akan menemukan di pagi hari, siang bahkan malam" dia menjelaskan sambil menaruh tas besarnya dikursi dia duduk.

Aku tersenyum getir mendengarkan penjelasannya, masih memperhatikan jendela, orang itu terus memotret. 

"Mau aku tunjukkan senja hasil karyaku dilain tempat?" 

Aku mengangguk kecil dan pelan, walau sebenarnya sungkan, tapi melihat dia bersemangat membuat aku tidak bisa menolaknya. 

Dia menunjukkan banyak senja, senja di pantai, senja di gedung tinggi, senja di pegunungan, senja di keramaian kota. Sangat banyak. Sebentar, tempat-tempat ini semuanya ku kenal, beberapa kali aku mengunjunginya untuk menikmati senja, kalau tidak salah aku duduk persis disamping hasil fotonya, jika dia memotret lebih ke kanan lagi, ada aku di sana. Siapa pemuda ini? Sekarang dia jadi sosok yang penting, sekarang aku sedang menikmati senja, dia datang. 

"Kamu suka senja juga?" Tiba-tiba pertanyaanku melesat tanpa aba-aba 

"Enggak, aku suka seseorang yang suka senja"

Aku jawab ohh kecil, "seseorang" berarti dia sedang jatuh cinta. 

"Tapi seseorang itu nggak tau kalau lagi disukai" 

Aku tersenyum getir mendengarkan curhatnya

"Kamu pernah menikmati senja di atas tebing? Kalau belum, kamu harus menikmatinya juga" 

"Aku takut ketinggian" jawabku singkat padat

"Aku tunjukan foto diatas tebingnya, barangkali setelah kamu melihatnya, kamu akan melupakan ketakutanmu" 

Dia menekan kameranya mencari hasil fotonya

"Ini" 

Mataku berbinar-binar melihatnya

"sungguh indah"

"Tujuanku sudah hampir sampai, terima kasih sudah menemani mengobrol di senja sore ini nona" 

Dia bersiap-siap untuk turun 

"Oh ya sengaja aku tidak mengajak kamu kenalan, aku tidak ingin tau namamu, tapi hari ini kamu cantik, secantik senja sore ini" 

Aku menatap punggungnya sampai pintu, lalu hilang. Perjumpaan kita secepat kereta ini melaju. Secepat senja berlalu juga, kenapa sesuatu yang indah berlalu begitu cepat? 

Kini kursi sebelahku kosong lagi, senja di sebelah barat juga telah pamit. 


Komentar

Postingan Populer